MAKALAH KOPERASI PRODUKSI
1. Fitri Nur
Novitasari
2. Hertiadi
Sita O.S
3. Retta
Sekar Melati
4. Sanya Putri Ramadhanti
(Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Gunadarma)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Koperasi
merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti bahwa dalam
kegiatannya koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan ekonomi
yang sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi anggota perkumpulan itu
sendiri maupun untuk masyarakat di sekitarnya. Koperasi sebagai perkumpulan
untuk kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan
kebutuhan bersama dari para anggotannya.
Koperasi
produksi adalah koperasi yang terdiri atas orang-orang yang mampu menghasilkan
barang dengan maksud untuk memperlancar atau meningkatkan hasil produksi
mereka.
Koperasi
produsen adalah koperasi yang beranggotakan para produsen (penghasil barang).
Proses produksi diselenggarakan pada rumah tangga/perusahaan anggota, atau
dengan kata lain pada rumah-tangga/perusahaan anggota kegiatan produksi
dilakukan. Peralatan produksi milik anggota (produsen). Pekerja pada
rumah-tangga/ perusahaan anggota adalah anggota keluarga sendiri dan/atau
pekerja (buruh) yang digaji/diupah.
Koperasi
produsen berdasarkan tempat kegiatan produksi dilakukan, dapat pula dibedakan
atas; Tidak terdapat unit kegiatan produksi pada perusahaan koperasi (sebut
jenis pertama). Terdapat unit kegiatan produksi pada perusahaan koperasi (sebut
jenis kedua).
B.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk lebih memahami tentang
Koperasi Produsen di Indonesia.
2. Untuk lebih mengetahui masalah
yang dihadapi Koperasi Produsen di
Indonesia.
3. Untuk lebih mengetahui
solusi dan pendapat yang dihadapi Koperasi Produsen.
C.
Manfaat
Penulisan
Manfaat
dalam penyususnan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa
dapat mengetahui tentang Koperasi Produsen
di Indonesia.
2. Mahasiswa
dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi Koperasi Produsen di Indonesia.
3. Mahasiswa
dapat mengetahui solusi dan pendapat
yang dihadapi Koperasi Produsen.
E.
Metode Pengumpulan Data
Dalam
hal ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan, yaitu penelitian
yang dilakukan melalui kepustakaan, mengumpulkan data-data dan keterangan
melalui buku-buku dan bahan lain, termasuk juga internet, yang ada hubungannya
dengan masalah-masalah yang diteliti.
BAB II
Kajian Teori
A. Koperasi
Produsen
Koperasi produksi /
Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan
para pengusaha kecil menengah (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan
baku dan penolong untuk anggotanya. Atau dapat disederhanakan definisinya
mengenai koperasi produksi menjadi organisasi koperasi yang menghasilkan/membuat/menciptakan
barang , jasa ataupun produk yang dibutuhkan
oleh anggota koperasi tersebut pada khususnya dan masyarakat luas pada
umumnya.
Koperasi
produksi, yang berusaha untuk menggiatkan para aggotanya dalam menghasilkan
produk tertentu yang biasa diproduksinya serta sekaligus mengkoordinir
pemasarannya, dengan demikian para produsen akan memperoleh kesamaan harga yang
wajar atau layak dan mudah memasarkannya. Koperasi serba usaha, yang berusaha
dalam beberapa macam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan
kepentingan-kepentingan para anggotanya.
B.
Manajemen
1.
Manajemen
Pemasaran
Manajemen pemasaran
adalah berbagai kegiatan pokok yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan untuk terus mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaannya, untuk kemudian berkembang, dan untuk mendapatkan laba atau
keuntungan.
Pemasaran
merupakan unsur yang cukup vital dari sebuah keberlangsungan usaha bisnis.
Hampir 90% kesuksesan sebuah usaha bisnis sangat dipengaruhi oleh upaya marketing atau
pemasaran. Oleh karena itu lah dibutuhkan manajemen pemasaran beserta
langkah-langkah kreatif yang
diambil sebagai bagian dari upaya strategi pemasaran. Sebuah manajemen
pemasaran yang baik adalah pemasaran yang mengedepankan konsep pemasaran yang
berkualitas.
Di
dalam sebuah konsep pemasaran sebagai bagian dari
manajemen
pemasaran, terdapat tiga unsur penting yang harus selalu diperhatikan, yaitu:
1. Orientasi
pada konsumen.
2. Penyusunan
kegiatan-kegiatan pemasaran secara integral atau menyeluruh.
3. Kepuasan
konsumen
2.
Manajemen
Produksi
Manajemen
produksi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan
sumber daya seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya alat dan
sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan
menambah kegunaan suatu barang atau jasa.
Jenis-jenis proses
produksi itu sangatlah banyak. Tetapi yang umum terdapat 2 jenis proses
produksi yaitu :
1. Proses produksi terus-menerus
(continuous processes) adalah suatu proses produksi
yang mempunyai pola atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses
produksi di dalam perusahaan.
2. Proses produksi
terputus-putus (intermitten processes) adalah
suatu proses produksi dimana arus proses yang ada dalam perusahaan tidak selalu
sama.
Manajemen produksi
mencakup
perancangan atau penyiapan sistem produksi serta pengoprasiannya. Penambahan
dan perancangan sistem produksi meliputi:
1. Seleksi
dan desain hasil produksi.
2. Seleksi
dan perancangan proses serta peralatan.
3. Pemilihan
lokasi perusahaan serta unit produksi.
4. Pancangan
tata letak dan arus kerja.
5. Rancangan
tugas.
6. Srategi
produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas.
3.
Manajemen
Keuangan
Manajemen keuangan
adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,pemeriksaan,pengelolaan,
pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu
organisasi atau perusahaan.
Fungsi manajer keuangan
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan
pengawasan atas biaya.
2. Menetapkan
kebijaksanaan harga.
3. Meramalkan
laba yang akan datang.
4. Mengukur
atau menjajaki biaya modal kerja.
Tujuan Manajemen
Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat
ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus
peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.
Manajemen keuangan
memiliki tujuan antara lain adalah :
1. Memaksimalkan
nilai perusahaan.
2. Membina
relasi dengan pasar modal dan pasar uang.
3. Sifat
Dasar Perusahaan.
`Tujuan perusahaan adalah mencari laba
dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam kegiatannya mencari laba,
pemilik memberi wewenang kepada manajemen untuk melaksanakannya.
Dalam usahanya
memperoleh laba manajemen harus berperilaku
:
1. Memaksimumkan nilai
perusahaan, artinya manajemen harus mengahasilkan laba
lebih besar dari biaya modal yang digunakannya.
2. Tanggung jawab sosial,
artinya dalam mencari laba, manajemen tidak
boleh merusak lingkungan alam,sosial, dan budaya.
3. Etika, artinya
manajemen dalam mengusahakan laba harus tunduk pada norma-norma sosial di
lingkungan mereka bekerja dan tidak boleh menipu masyarakat konsumen.
Manajemen
keuangan
berhubungan
dengan 3 aktivitas, yaitu :
1. Aktivitas
penggunaan dana, aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
2. Aktivitas
perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber
dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
3. Aktivitas
pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk
aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
4.
Manajemen
Sumber Daya Manusia ( SDM )
Manajemen sumber daya
manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara
bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya(tenaga kerja) yang dimiliki
oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal
sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat
menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia- bukan mesin -
dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa
bidang ilmu seperti psikologi,sosiologi, dll. Unsur MSDM adalah manusia.
Manajemen
sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan,penyusunan
karyawan, pengembangan karyawan,
pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan
ketenagakerjaan yang baik.
Manajemen
sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang
memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Koperasi Produsen
Koperasi produsen
adalah koperasi yang beranggotakan para
produsen (penghasil barang). Proses produksi diselenggarakan pada rumah
tangga/perusahaan anggota, atau dengan kata lain pada rumah-tangga/perusahaan
anggota kegiatan produksi dilakukan. Peralatan produksi milik anggota (produsen).
Pekerja pada rumah-tangga/ perusahaan anggota adalah anggota keluarga sendiri
dan/atau pekerja (buruh) yang digaji/diupah.
Koperasi produsen
berdasarkan tempat kegiatan produksi dilakukan dibedakan atas: Tidak terdapat unit
kegiatan produksi pada perusahaan koperasi (sebut jenis pertama). Terdapat unit
kegiatan produksi pada perusahaan koperasi (sebut jenis kedua).
Koperasi
produsen jenis pertama, kegiatan perusahaan
koperasi lebih ditekankan pada kegiatan pelayanan kepada anggota diantaranya:
1. Pengadaan bahan baku
utama dan penolong, bahan bakar utama dan pelumas.
2. Memasarkan atau menerima
pesanan produk anggota dari luar koperasi, mencari/pengadaan atau sumber
informasi pasar, penjadwalan kegiatan produksi anggota berdasarkan pesanan/ permintaan
pasar agar tepat waktu.
3. Pelayanan perbengkelan
dan suku-cadang. Keempat, pelayanan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan
anggota, antara lain mengenai koperasi produsen, meningkatkan kemampuan
sumberdaya anggota, pemahaman anggota terhadap waktu baku kerja, proses
produksi, efisiensi, produktifitas, tat tetap peralatan dan mesi, mutu produk
yang dihasilkan,dan lain-lain.
Koperasi
produsen jenis kedua, terdapat unit
kegiatan/proses produksi pada koperasi disamping unit produksi anggota. Unit
kegiatan produksi ini dapat berupa proses produksi di awal, di tengah dan/atau
di akhir. Di awal, bisa berbentuk pengolahan bahan baku utama. Di tengah,
pengerjaan barang setengah jadi dan Di akhir, bisa berupa merakit, pengendalian
mutu (grading/sortasi), pengolahan akhir, pengkemasan dll. Pada koperasi
produsen jenis kedua ini, pelayanan pendidikan untuk meningkatkan
pengetahuan/pemahaman anggota mengenai perkoperasian, meningkatkan kemampuan
sumberdaya anggota, pemahaman anggota terhadap mutu produk yang dihasilkan, waktu
baku kerja, proses produksi dan lain-lain, tetap dilakukan seperti jenis
pertama.
B.
Sendi
Dasar Koperasi
Koperasi
produsen sebagaimana koperasi-koperasi lain yaitu memiliki juga sendi dasar.
Sendi-sendi dasar kopersi produsen inilah yang akan menjelaskan dan
memperlihatkan apa itu koperasi produsen, kesamaan dan perbedaannya dengan
koperasi lainnya. Sendi dasar koperasi
produsen, ada 4 sendi yang harus diterapkan:
a) Keanggotaan
terpilih.
b) Spesialisasi
dalam pekerjaan/tugas, bahan baku atau produk yang dihasilkan.
c) Perusahaan
koperasi tidak bermotif maksimalisasi laba/keuntungan
d) Menghindari
resiko yang luas biasa. Paparan mengenai Sendi Dasar Koperasi dapat dibaca pada
judul tersendiri.
C.
Permasalahan
atau Kendala Dalam Koperasi Produsen
Koperasi sebagai salah satu unit ekonomi
yang didasarkan atas asa kekeluargaan dewasa ini telah mengalami perkembangan
yang sangat pesat, di Indonesia maupun dunia. Eksistensi koperasi sejak zaman
dahulu telah banyak berperan dalam pembangunan Indonesia. Di Indonesia koperasi
menjadi salah satu unit ekonomi yang mempunyai peran besar dalam memakmurkan
Negara ini sejak zaman penjajahan hingga sekarang. Walaupun di Indonesia
perkembangan koperasi maju, namun tidak sepesat perkembangan koperasi di
Negara-negara maju. Ini disebabkan oleh
beberapa hal yaitu:
1.
Koperasi
jarang peminatnya
Sejauh
ini koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada asumsi yang berkembang dalam
masyarakat adalah kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa ada
pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan
masyarakat tentang pengelolaan koperasi. Dari sinilah perlu adanya sosialisasi
kepada masyarakat tentang koperasi. Dengan adanya sosialisasi diharapkan
pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan bertambah. Masyarakat dapat
mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan ekonomi rakyat yang dapat
mendongkrak kemakmuran yang merata. Sehingga mereka berminat untuk bergabung.
2.
SDM
(Sumber Daya Manusia)
Sumber daya manusia yang dimaksud adalah
pengurus koperasi. Seperti yang sering kita jumpai pengurus koperasi biasanya
mereka yang merupakan tokoh masyarakat sehingga dapat dikatakan rangkap
jabatan, kondisi seperti inilah yang menyebabkan ketidakfokusan terhadap
pengelolaan koperasi itu sendiri. Selain rangkap jabatan biasanya pengurus
koperasi sudah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas, tidak memahami
perkembangan. Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda
melalui pendidikan agar mereka dapat berpartisipasi dalam koperasi. Partisipasi
merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan koperasi.
Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggungjawab sehingga dapat bekerja secara
efisien dan efektif.
3.
Pesaing
Pesaing
merupakan hal yang tidak dapat kita elakkan lagi tetapi kita harus tau
bagaimana menyikapinya. Bila kita tidak peka terhadap lingkungan (pesaing) maka
mau tidak mau kita akan tersingkir. Bila kita tahu bagaimana menyikapinya maka
koperasi akan surface dan dapat berkembang. Dalam menanggapi pesaing kita harus
mempunyai trik – trik khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut dapat kita
lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang
maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk
bermain dalam harga, tapi hal ini dapat kita lakukan dengan cara sistem kredit,
yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan tergantung
perjanjian. Dengan adanya hal seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian
masyarakat untuk menjadi anggota.
4.
Keterbatasan
Modal
Masalah modal pihak yang paling
bersangkutan adalah pemerintah. Di sini pemerintah yang memiliki modal cukup
besar. Dengan pemberian modal koperasi dapat memperluas usahanya sehingga dapat
bertahan dan bisa berkembang. Selain pemerintah masyarakat merupakan pihak yang
tak kalah pentingnya, dimana mereka yang memiliki dana lebih dapat menyimpan
uang mereka dikoperasi yang nantinya dapat digunakan untuk modal koperasi.
5.
Kurangnya
tenaga profesional
Diakui memang, perkembangan Koperasi
Pegawai Republik Indonesia masih menghadapi berbagai permasalahan baik internal
maupun eksternal. Salah satu permasalahan internal yaitu masih kurangnya tenaga
profesional yang menangani Koperasi Pegawai Republik Indonesia Tersebut. Masih
banyak tantangan dan permasalahan yang kita hadapi dalam memajukan Koperasi
Pegawai, Baik masalah internal maupun permasalahan eksternal. Dari kurangnya tenaga yang
profesional menangani ini maupun permasalahan lain yang harus di benahi
bersama. Belum lagi ada persaingan yang timbul dari berkembangnya usaha sejenis
koperasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu membentuk wadah-wadah
yang ada dibawah kepengurusan Korpri dengan memberikan pemahaman, pelatihan dan
penyuluhan kepada yang ada dibawah naungan koperasi tersebut.
6.
Adanya
pemikiran limiting believe
Secara umum, limiting belive juga telah
membelenggu perkembangan seluruh koperasi di tanah air. Bayak orang tidak
percaya bahwa koperasi bisa berkembang sebagai perusahaan yang mampu menjamin
kesejahteraan manajer atau karyawannya. Untuk itu, pemahaman tentang koperasi
sangat diperlukan dengn cara memberikan study oleh pemerintah.
D.
Solusi
Permasalahan Koperasi Produsen
Karena koperasi kekurangan peminat yang
timbul karena lembaga – lembaga keuangan, menurut saya dapat diatasi dengan
member inovasi – inovasi yang dapat menarik minat orang banyak untuk bergabung
menjadi anggota, contohnya dengan mengadakan kegiatan yang sifatnya memberi
peluang usaha bagi anggota dan menambah skill bagi anggota yang bermanfaat
untuk menghasilkan pendapatan bagi mereka misal membuka traning pembelajaran
,kursus menjahit, bercocok tanam tanaman budidaya, cara budidaya tambak ikan ,
keterampilan mesin otomotif & kerajinan tangan berupa souvernir yang laku dijual dan menghasilkan
pendapatan.
Koperasi
sulit berkembang solusi tepat untuk masalah itu dapat berupa memperbaiki system
kerja para pengurus dan anggota serta melakukan gerakan promosi koperasi di
lingkungan sekitar untuk mendukung langkah – langkah yang direncanakan ,setelah
itu kita mencari peluang peluang untuk mengembangkan koperasi dengan cara
membuat proposal rencana usaha untuk permintaan bantuan kepada pemerintah setempat
agar rencana – rencana itu didukung baik secara fisik maupun secara materi.
Solusi
untuk masalah permodalan sangat berhubungan dengan point masalah kedua, mungkin
dapat diatasi dengan melakukan joint veture atau merge dengan perusahaan yang
sama bidang usahanya ,ataupun dengan sumber daya manusia yang dimaksud adalah
pengurus koperasi biasanya mereka – mereka yang merupakan tokoh masyarakat
sehingga dapat dikatakan rangkap jabatan, tetapi dapat berdampak juga bagi
kelangsungan koperasi karena kondisi seperti inilah yang menyebabkan ketidak
fokusan terhadap pengelolaan koperasi itu sendiri, dengan contoh walaupun
diadakan rapat anggota untuk menyelesaikan masalah tetapi karena seseorang
mempunyai kuasa pasti menimbulkan rasa sungkan bagi yang lain untuk mengutarakan
idenya padahal idenya mungkin lebih bagus daripada seseorang yang punya memberi
modal tersebut.
Selain
rangkap jabatan biasanya pengurus koperasi sudah lanjut usia sehingga
kapasitasnya terbatas. Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada
generasi muda melalui pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam
koperasi. Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung
perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab
sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.
E.
Faktor
– faktor Dalam Perkembangan Koperasi Produsen
Adapun faktor-faktornya
antara lain:
1.
Modal
Modal
digunakan untuk membangun aset, pembelian bahan baku, rekrutmen tenaga kerja,
dan lain sebagainya untuk menjalankan kegiatan produksi. Modal bisa berasal
dari dalam anggota koperasi maupun dari luar anggota koperasi.
2.
Tenaga
Kerja.
Tenaga
kerja dengan jumlah dan standar kualitas yang sesuai dengan kebutuhan suatu
produksi tentu akan membuat koperasi tersebut menjadi lancar dan mampu
berkembang di masa depan.
3.
Marketing
/ Pemasaran Hasil Output Produksi
Pemasaran
produk hasil keluaran produksi haruslah dikelola oleh orang-orang yang tepat
agar hasil produksi dapat terjual untuk mendapatkan keuntungan / profit yang
diharapkan sebagai pemasukan untuk pembiayaan kegiatan produksi berikutnya,
memperluas pangsa pasar, memberikan dividen kepada pemegang saham, membayar
pegawai, karyawan, buruh, dan lain-lain.
4.
Teknologi
Dengan
berkembangnya teknologi dari waktu ke waktu akan dapat membantu koperasi untuk dapat
memproduksi dengan lebih efektif dan efisien serta mampu menciptakan dan
memproduksi barang-barang yang lebih modern dan berteknologi tinggi.
5.
Pemerintah
Pemerintah
adalah bagian yang cukup penting dalam perkembangan suatu koperasi produksi
karena segala peraturan dan kebijakan perkoperasian ditetapkan dan dilaksanakan
oleh pemerintah beserta aparat-aparatnya. Pemerintahan yang stabil mampu
membantu perkembangan koperasi baik dalam segi keamanan, kemudahan-kemudahan,
subsidi, pemberian modal ringan, dan sebagainya.
6.
Dukungan
Masyarakat
Semangat
masyarakat untuk mau membangun daerah atau negaranya akan membantu koperasi
produksi di sekitarnya. Masyarakat yang cepat beradaptasi dengan pembangunan
koperasi baik di desa dan di kota akan sangat mendukung sukses suatu koperasi.
7.
Kondisi
Perekonomian
Pendapatan
masyarakat yang baik dan tinggi akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk
membeli produk koperasi produksi, sehingga efeknya akan sangat baik untuk
perkembangan perkoperasian.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Koperasi produksi
adalah koperasi yang terdiri atas orang-orang
yang mampu menghasilkan barang dengan maksud untuk memperlancar atau
meningkatkan hasil produksi mereka.
Koperasi
produsen adalah koperasi yang beranggotakan para
produsen (penghasil barang). Proses produksi diselenggarakan pada rumah
tangga/perusahaan anggota, atau dengan kata lain pada rumah-tangga/perusahaan
anggota kegiatan produksi dilakukan. Peralatan produksi milik anggota (produsen).
Pekerja pada rumah-tangga/ perusahaan anggota adalah anggota keluarga sendiri
dan/atau pekerja (buruh) yang digaji/diupah. Koperasi produsen
berdasarkan tempat kegiatan produksi dilakukan dibedakan atas: Tidak
terdapat unit kegiatan produksi pada perusahaan koperasi (sebut jenis pertama).
Terdapat unit kegiatan produksi pada perusahaan koperasi (sebut jenis kedua).
Ada 2 jenis proses produksi
yaitu : Proses produksi terus-menerus
(continuous processes) dan Proses
produksi terputus-putus (intermitten processes)
Permasalahan atau
kendala dalam koperasi produsen:
1. Koperasi
jarang peminatnya.
2. SDM
(Sumber Daya Manusia).
3. Pesaing.
4. Keterbatasan
Modal.
5. Kurangnya
tenaga profesional.
6. Adanya
pemikiran limiting believe
B.
Saran
Dalam
pembuatan makalah ini, pemakalah menyadari bahwa pemakalah tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan, karena tidak sempurna nya ilmu yang pemakalah miliki.
Untuk itu pemakalah mohon kritikan dan saran dari pembaca. Atas kritikan dan
saran pemakalah ucapkan banyak terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
(Diakses pada tanggal 21
Oktober 2016 jam 13.00)
(Diakses pada tanggal 21
Oktober 2016 jam 13.00)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar